اتقوا النار
ولو بشق تمرة
Lindungilah Diri Kalian Dari Neraka Walau Dengan Satu Belahan Kurma (HR Bukhory Muslim dari ‘Adi bin Hatim Rodhiyallohu ‘Anhu)
بسم الله
الرحمن الرحيم
إن الحمد
لله نستعينه ونستغفره وأشهد
أن لا إله إلا
الله وحده لا شريك
له وأشهد أن محمدا
عبده ورسوله
صلى الله
عليه وعلى آله وسلم
تسليما كثيرا أما بعد:
إِنَّمَا أَمْوَالُكُمْ
وَأَوْلَادُكُمْ فِتْنَةٌ وَاللَهُ عِنْدَهُ أَجْرٌ عَظِيمٌ
فَاتَّقُوا اللَهَ مَا اسْتَطَعْتُمْ وَاسْمَعُوا وَأَطِيعُوا وَأَنْفِقُوا خَيْرًا لِأَنْفُسِكُمْ وَمَنْ يُوقَ شُحَّ نَفْسِهِ فَأُولَئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ
فَاتَّقُوا اللَهَ مَا اسْتَطَعْتُمْ وَاسْمَعُوا وَأَطِيعُوا وَأَنْفِقُوا خَيْرًا لِأَنْفُسِكُمْ وَمَنْ يُوقَ شُحَّ نَفْسِهِ فَأُولَئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ
“Sesungguhnya harta-harta dan anak-anak kalian hanyalah cobaan (bagi kalian), sementara di sisi Allah-lah pahala yang besar. Maka bertakwalah kalian kepada Allah menurut kesanggupan dan dengarlah serta taatlah dan nafkahkanlah nafkah yang baik untuk diri kalian. Barangsiapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, maka mereka itulah orang-orang yang beruntung”. (QS At-Taghobun 15-16)
Diantara alasan besar yang
dikemukakan oleh para “aktivis” dakwah untuk meminta sumbangan atau mengajukan
proposal adalah: “Kalau menunggu terus, penyumbang tak bakalan datang.
Orang-orang kalau tidak dipancing dulu, kantongnya tak bisa dibuka”.
Memang dari satu sisi, bid’ah
yayasan dakwah serta bentuk “perendahan” terhadap dakwah bukanlah perbuatan
yang pantas dan bisa ditolerir. Namun di sisi lain terdapat sebuah fenomena
yang tidak bisa kita pungkiri bahwa sebagian orang memang ogah-ogahan –kalau
tidak mau dikatakan pelit- untuk merogoh koceknya, berinfak di jalan Alloh.
Fenomena yang jauh dari akhlak para shohabat, orang-orang pilihan umat ini.
Abu Mas’ud Al-Anshory
Rodhiyallohu ‘Anhu mengatakan: “Dahulu Rosululloh Shollallohu ‘Alaihi wa
Sallam apabila menyuruh kami untuk
bersedekah, maka salah seorang dari kami pergi ke pasar dan mengangkat barang
(menjadi kuli –pent) sehingga dia mendapatkan upah satu mud (makanan, agar dia
bisa bersedekah –pent). Sesungguhnya hari ini sebagian orang memiliki seratus
ribu (dinar, dirham atau mud makanan, tapi dia tidak besedekah)”. (HR
Al-Bukhory)
Karena itu ada baiknya kita
merenungkan kembali permasalahan ini sehingga ta’awun yang benar bisa berjalan
tanpa “memancing” orang lain untuk jadi pengemis, sekaligus menyadarkan kita
akan keutamaan-keutamaan amalan yang mulia ini semoga bisa mengingatkan yang
terlupa dan yang hanyut dengan fitnah dunia.
Rosululloh Shollallohu ‘Alaihi wa
Sallam bersabda:
إن
المؤمن خلق مفتنا تواب
نساء، إذا ذكر ذكر
“Sesungguhnya
seorang mukmin diciptakan (dengan kondisi) banyak menghadapi fitnah, banyak
bertaubat, banyak lupa, apabila diingatkan maka dia akan ingat” (HR At-Thobrony
dari Ibnu ‘Abbas Rodhiyallohu ‘Anhu, dishohihkan Syaikh Al-Albany)
Alloh Ta’ala berfirman:
وَسَارِعُوا
إِلَى مَغْفِرَةٍ مِنْ رَبِّكُمْ وَجَنَّةٍ
عَرْضُهَا السَّمَاوَاتُ وَالْأَرْضُ أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِينَ الَّذِينَ
يُنْفِقُونَ فِي السَّرَّاءِ وَالضَّرَّاءِ
وَالْكَاظِمِينَ الْغَيْظَ وَالْعَافِينَ عَنِ النَّاسِ وَاللَّهُ
يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ وَالَّذِينَ
إِذَا فَعَلُوا فَاحِشَةً أَوْ ظَلَمُوا أَنْفُسَهُمْ
ذَكَرُوا اللَّهَ فَاسْتَغْفَرُوا لِذُنُوبِهِمْ
وَمَنْ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلَّا اللَّهُ وَلَمْ
يُصِرُّوا عَلَى مَا فَعَلُوا
وَهُمْ يَعْلَمُونَ
“Bersegeralah
kalian kepada ampunan dari Robb kalian, serta kepada surga yang luasnya seluas
langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa. Yaitu
orang-orang yang menafkahkan hartanya, baik di waktu lapang maupun sempit, dan
orang-orang yang menahan amarahnya dan mema'afkan kesalahan orang. Allah
menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan dan (juga) orang-orang yang apabila
mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan
Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat
mengampuni dosa selain dari pada Allah? dan mereka tidak meneruskan perbuatan
kejinya itu, sedang mereka mengetahui”. (QS Ali-‘Imron 133-135)