إن الحمد لله نحمده ونستعينه ونستغفره وأشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له وأشهد أن محمدا عبده ورسوله صلى الله عليه وعلى آله وسلم تسليما كثيرا أما بعد:
Banyak orang yang mengaku bingung dalam mencari kebenaran di tengah beragamnya komunitas muslimin yang mendakwakan bahwa kebenaran ada pada barisan mereka, padahal Alloh telah berfirman:
وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ يُدْخِلْهُ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا وَذَلِكَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ * وَمَنْ يَعْصِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ وَيَتَعَدَّ حُدُودَهُ يُدْخِلْهُ نَارًا خَالِدًا فِيهَا وَلَهُ عَذَابٌ مُهِينٌ
“Barangsiapa taat kepada Allah dan Rasul-Nya, niscaya Allah memasukkannya ke dalam syurga yang mengalir di dalamnya sungai-sungai, sedang mereka kekal di dalamnya. Itulah kemenangan yang besar. Sementara barangsiapa yang mendurhakai Allah dan Rasul-Nya dan melanggar ketentuan-ketentuan-Nya, niscaya Allah memasukkannya ke dalam api neraka sedang ia kekal di dalamnya; dan baginya siksa yang menghinakan”. (QS An-Nisa’ 13-14)
Dia telah menjelaskan bahwa agama-Nya tak akan di tempuh dengan benar kecuali dengan merujuk kepada apa yang diturunkannya, Al-Qur’an dan sunnah nabi-Nya. Pemahaman tentang keduanya telah diajarkan Rosululloh kepada orang-orang beriman yang sezaman dengannya yaitu para shohabatnya.
Bersamaan dengan terangnya itu semua, pada kenyataan, banyak sekali kaum muslimin yang lebih mengedepankan pemikiran orang yang mulia di matanya. Jangan tanya berapa banyaknya fenomena ini terjadi pada berbagai kelompok sempalan dalam Islam, karena memang kelompok-kelompok mereka tidaklah muncul kecuali dibangun dengan adanya pemikiran yang baru yang tidak ada di Al-Qur’an dan as-Sunnah. Mereka berpegang dengan pemikiran tersebut karena berprasangka bahwa pencetusnya adalah orang mulia di sisi Alloh, orang yang sholih yang berjuang demi agama.
Halaman 1