-->
مَثَلُ الَّذِيْ يَطْلُبُ الْعِلْمَ بِلاَ حُجَّةٍ كَمَثَلِ حَاطِبِ لَيْلٍ، يَحْمِلُ حُزْمَةَ حَطَبٍ وَفِيْهِ أَفْعَى تَلْدَغُهُ وَهُوَ لاَ يَدْرِيْ

HUKUM SEPUTAR BONEKA

بسم الله الرحمن الرحيم
إِنَّ الْحَمْدَ لِله نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِينُهُ مَنْ يَهْدِهِ الله فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِىَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ الله وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ, أَمَّا بَعْدُ

Sesungguhnya segala pujian hanyalah bagi Allah, kita memuji-Nya, meminta pertolongan dan memohon ampunan kepada-Nya. Kita meminta perlindungan-Nya dari kerusakan diri-diri kita dan kejelekan amalan-amalan kita. Barangsiapa yang Allah beri petunjuk, maka tidak ada yang bakal menyesatkannya, dan barangsiapa yang Dia sesatkan maka tidak akan ada yang bisa menunjukinya. Saya bersaksi bahwa tidak ada yang berhak diibadahi kecuali Allah semata, dan saya bersaksi bahwa sesungguhnya Muhammad adalah hamba dan rasul-Nya, kemudian setelah itu: Kita tentunya telah sama-sama mengetahui hukum Islam seputar gambar makhluk bernyawa (baik dalam bentuk dua dimensi maupun tiga dimensi).

Ada suatu poin dalam masalah tersebut yang terkait dengan pembahasan kita ini yaitu hukum boneka.
‘Aisyah Rodhiyallahu ’Anha mengatakan:

كُنْتُ أَلْعَبُ بِالْبَنَاتِ عِنْدَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَكَانَ لِي صَوَاحِبُ يَلْعَبْنَ مَعِي

فَكَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا دَخَلَ يَتَقَمَّعْنَ مِنْهُ، فَيُسَرِّبُهُنَّ إِلَيَّ فَيَلْعَبْنَ مَعِي

“Dahulu aku bermain boneka di sisi Rasulullah Shollallahu ‘Alaihi wa Sallam, dan aku memiliki teman-teman sebaya yang bermain denganku. Jika Rasulullah Shollallahu ‘Alaihi wa Sallam masuk (ke rumah ‘Aisyah), teman-temanku bersembunyi darinya (di rumah-rumah mereka). Maka beliau pun mengutus mereka satu-persatu kepadaku untuk bermain denganku”. (HR Bukhory – Muslim)

Dalam riwayat lain ‘Aisyah Rodhiyallahu’Anha mengatakan bahwa Rasulullah Shollallahu ‘Alaihi wa Sallam pulang dari perang Tabuk –atau Khaibar (perawi ragu –pent)-. Pada suatu tempat di kamar ‘Aisyah atau suatu lubang di dinding kamar, terpasang kain penutup. Kemudian datanglah angin bertiup sehingga tersingkap salah satu sisi kain penutup tersebut dari boneka yang dimainkan ‘Aisyah. Maka beliau bertanya:

قمَا هَذَا يَا عَائِشَةُ؟

“Apa ini ‘Aisyah?”. ‘Aisyah menjawab: “Anak perempuanku”. Lalu beliau Shollallahu ‘Alaihi wa Sallam melihat kuda-kudaan yang memiliki dua sayap dari dari kain tambalan. Beliau Shollallahu ‘Alaihi wa Sallam bertanya:

مَا هَذَا الَّذِي أَرَى وَسْطَهُنَّ؟

“Apa yang saya lihat ini, yang berada di tengah-tengah?”. ‘Aisyah menjawab: “Kuda”. Beliau Shollallahu ‘Alaihi wa Sallam bertanya:

وَمَا هَذَا الَّذِي عَلَيْهِ؟

“Apa ini yang berada di atasnya?. ‘Aisyah menjawab: “Dua sayap”. Beliau Shollallahu ‘Alaihi wa Sallam berkata:

فَرَسٌ لَهُ جَنَاحَانِ؟

“Apakah kuda memiliki dua sayap?”. ‘Aisyah menjawab: “Tidakkah engkau mendengar bahwa Sulaiman punya kuda yang memiliki sayap-sayap?”.

Aisyah rodhiyallahu ‘Anha berkata: “Maka Rasulullah tertawa sampai-sampai aku melihat gerahamnya” (HR Abu Daud, An-Nasa’iy dll, dishohihkan Syaikh Al-Albany)

Next >>                                                              Halaman 1