-->
مَثَلُ الَّذِيْ يَطْلُبُ الْعِلْمَ بِلاَ حُجَّةٍ كَمَثَلِ حَاطِبِ لَيْلٍ، يَحْمِلُ حُزْمَةَ حَطَبٍ وَفِيْهِ أَفْعَى تَلْدَغُهُ وَهُوَ لاَ يَدْرِيْ

DIANTARA SEBAB TERHALANGNYA SESEORANG DARI PETUNJUK AL-QUR’AN


بسم الله الرحمن الرحيم
إِنَّ الْحَمْدَ لِله نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِينُهُ مَنْ يَهْدِهِ الله فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِىَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ الله وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ, أَمَّا بَعْدُ

Banyak orang yang baik dan berkeinginan untuk mendapatkan kebaikan, namun mereka tidak mendapatkan petunjuk yang semestinya. Banyak faktor yang menyebabkan tersebut, di artikel kita singgung beberapa aspek saja yang mungkin banyak melanda kaum muslimin:

Sebab Pertama: Lemahnya kemampuan berbahasa arab
Imam Az-Zarkasy Rahimahulloh dalam Al-Burhan mengatakan: “Barangsiapa yang mengaku dia mengetahui rahasia Al-Qur’an, tidak menghukumi tafsir dengan zhohirnya (yakni tidak memperhitungkan sisi bahasa arab –pen) maka dia seperti seseorang yang mengaku-aku mengetahui isi rumah namun belum mencapai pintunya -sampai perkataan beliau-
Karena Al-Qur’an turun dengan bahasa arab. Maka perkara-perkara yang mesti kembali ke bahasa mereka mau tidak mau harus diketahui, atau mengetahui mayoritasnya. Karena yang menjadi tujuan adalah sebagaimana yang kami sebutkan yaitu perhatian pada metode pemahaman, untuk membuka pintunya -sampai perkataan beliau-
Barangsiapa yang tidak punya pengetahuan, pemahaman, ketaqwaan, tadabbur, maka dia tidak akan mendapatkan kelezatan Al-Qur’an sedikitpun”. Selesai
Sebagaimana dimaklumi bahwasanya Alloh menurunkan Al-Qur’an dengan berbahasa arab, maka semakin dalam penguasaan seseorang terhadap bahasa ini akan berdampak semakin jelasnya petunjuk yang terbentang baginya, demikian sebaliknya.

Betapa banyak orang yang melihat jalan kebaikan ketika mendengarkan Al-Qur’an, Alloh berfirman:

يَهْدِي إِلَى الرُّشْدِ فَآمَنَّا بِهِ وَلَنْ نُشْرِكَ بِرَبِّنَا أَحَدًا^قُلْ أُوحِيَ إِلَيَّ أَنَّهُ اسْتَمَعَ نَفَرٌ مِنَ الْجِنِّ فَقَالُوا إِنَّا سَمِعْنَا قُرْآنًا عَجَبً

“Katakanlah wahai Muhammad: “Telah diwahyukan kepadaku bahwa sekumpulan jin telah mendengarkan baca Al-Qur’an, kemudian mereka berkata: “Kami telah mendengarkan bacaan yang menakjubkan, yang memberi petunjuk ke jalan yang benar, maka kami beriman kepadanya, dan kami sekali-kali tidak akan mempersekutukan Robb kami dengan sesuatu apapun”. (QS Al-Jinn 1-2)

Sebagaimana kisah Islamnya Jubair bin Muth’im Rodhiyallohu ‘Anhu, beliau berkata: “Saya mendengar Rosululloh Shollallohu ‘Alaihi wa Sallam pada sholat magrib membaca surat At-Thur. Maka ketika sampai pada ayat:

أَمْ عِنْدَهُمْ خَزَائِنُ رَبِّكَ أَمْ هُمُ الْمُصَيْطِرُونَ^ أَمْ خَلَقُوا السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ بَلْ لَا يُوقِنُونَ ^أَمْ خُلِقُوا مِنْ غَيْرِ شَيْءٍ أَمْ هُمُ الْخَالِقُون

“Apakah mereka tercipta tanpa asal-usul ataukah mereka yang menciptakan diri mereka sendiri?. Apakah mereka yang menciptakan langit dan bumi?. Sebenarnya mereka tidak meyakini apa tyang mereka katakan. Apakah di sisi mereka ada perbendaharaan Robb-mu ataukah mereka yang berkuasa?”. (QS At-Thur 35-37) Jubair berkata: “Hampir-hampir jantungku terbang”. Kisah ini di Shohih Al-Bukhory

Next >>                                                         Halaman 1