بسم الله الرحمن
الرحيم
إن الحمد لله
نحمده ونستعينه ونستغفره وأشهد أن لا
إله إلا الله وحده
لا شريك له وأشهد
أن محمدا عبده ورسوله
صلى الله عليه وعلى
آله وسلم تسليما كثيرا
أما بعد:
Dalam sebuah hadits di Musnad
Imam Ahmad dari Abu Umamah Rodhiyallohu ‘Anhu, beliau berkata:
خَرَجَ
رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَى مَشْيَخَةٍ مِنَ
الْأَنْصَارٍ بِيضٌ لِحَاهُمْ فَقَالَ:
يَا مَعْشَرَ الْأَنْصَارِ حَمِّرُوا وَصَفِّرُوا، وَخَالِفُوا أَهْلَ الْكِتَابِ. قَالَ:
فَقُلْنَا: يَا رَسُولَ اللهِ،
إِنَّ أَهْلَ الْكِتَابِ يَتَسَرْوَلَونَ
وَلْا يَأْتَزِرُونَ فَقَالَ رَسُولُ اللهِ
صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ:
تَسَرْوَلُوا وَائْتَزِرُوا وَخَالِفُوا أَهْلَ الْكِتَابِ. قَالَ:
فَقُلْنَا: يَا رَسُولَ اللهِ،
إِنَّ أَهْلَ الْكِتَابِ يَتَخَفَّفُونَ
وَلَا يَنْتَعِلُونَ. قَالَ: فَقَالَ النَّبِيُّ
صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ:
فَتَخَفَّفُوا وَانْتَعِلُوا وَخَالِفُوا أَهْلَ الْكِتَابِ ". قَالَ:
فَقُلْنَا: يَا رَسُولَ اللهِ
إِنَّ أَهْلَ الْكِتَابِ يَقُصُّونَ
عَثَانِينَهُمْ وَيُوَفِّرُونَ سِبَالَهُمْ. قَالَ: فَقَالَ النَّبِيُّ
صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ:
قُصُّوا سِبَالَكُمْ وَوَفِّرُوا عَثَانِينَكُمْ وَخَالِفُوا أَهْلَ الْكِتَابِ
“Rosululloh
Shollallohu ‘Alaihi wa Sallam keluar kepada para orang tua dari kalangan Anshor
yang jenggot mereka telah memutih. Maka beliau berkata: “Wahai segenap Anshor,
semirlah dengan merah dan kuning, serta selisihilah ahlul kitab”.
Abu Hurairoh berkata: Kami
katakan: “Wahai Rosululloh sesungguhnya Ahlul kitab memakai sirwal namun tidak
memakai sarung. Maka Shollallohu ‘Alaihi wa Sallam mengatakan: “Pakailah sirwal
dan sarung serta selisihilah Ahlul kitab”.
Abu Hurairoh berkata: Kami
katakan: “Wahai Rosululloh sesungguhnya Ahlul kitab memakai khuf (alas kaki
yang menutupi mata kaki) dan tidak memakai sandal. Maka Nabi Shollallohu
‘Alaihi wa Sallam mengatakan: “Pakailah khuf dan sandal kalian, serta
selisihilah Ahlul kitab”.
Abu Hurairoh berkata: Kami
katakan: “Wahai Rosululloh sesungguhnya Ahlul kitab memotong jenggot mereka dan
melebatkan kumis mereka. Maka Nabi Shollallohu ‘Alaihi wa Sallam mengatakan:
“Potonglah kumis kalian dan lebatkanlah jenggot kalian serta selisihilah ahlul
kitab”. (Hadits ini dihasankan Imam Al-Albany Rahimahulloh di As-Silsilatush
Shohihah no 1245)
PERBEDAAN ANTARA “PERINTAH UNTUK
MENYELISIHI ORANG KAFIR” DENGAN “LARANGAN UNTUK TASYABBUH (MENYERUPAI MEREKA)”.
Sebagian menganggap adanya
keterkaitan antara kedua perkara ini berupa: “Jika terdapat perintah untuk
menyelisihi orang kafir dalam suatu perbuatan, kemudian ada orang yang
melakukan perbuatan tersebut maka dia –menurut mereka- telah jatuh kepada
perbuatan tasyabbuh”.
Apakah benar begitu? Syaikh
Al-Albany Rahimahulloh telah menjelaskan kesalahpahaman ini dengan mengatakan:
“Sesungguhnya bentuk penyelisihan (terhadap orang kafir) yang diperintahkan,
lebih umum daripada perkara tasyabbuh yang dilarang.
Hal itu karena tasyabbuh adalah
(ketika) seorang muslim melakukan perbuatan orang kafir, walaupun dia tidak
bermaksud menyerupai. Maka orang tersebut diperintahkan untuk meninggalkan
perbuatan tersebut. Sementara hukumnya, berbeda-beda tergantung kuat atau lemah
tampaknya penyerupaan tersebut.
Adapun penyelisihan adalah
sebaliknya. Yang diinginkan dengan penyelisihan adalah: seorang muslim
melakukan sebuah perbuatan yang tidak dilakukan oleh orang kafir meskipun
secara syari’at perkara tersebut tidaklah menyelisihi syari’at, seperti sholat
dengan sandal. Nabi Shollallohu ‘alaihi wa Sallam telah memerintahkan untuk
menggunakannya untuk menyelisihi Yahudi. Bisa juga bentuk penyelisihan terhadap
orang-orang kafir pada perkara yang merupakan ciptaan Alloh bagi setiap
manusia, yang tidak ada perbedaan antara muslim dan kafir, serta lelaki dengan
perempuan, misalnya uban. Bersamaan dengan itu Rosululloh memerintahkan untuk
mewarnainya dalam rangka menyelisihi mereka (yaitu orang kafir) sebagaimana
telah lewat”. [Silsilatul Ahaditsis Shohihah 6/807-808]