-->
مَثَلُ الَّذِيْ يَطْلُبُ الْعِلْمَ بِلاَ حُجَّةٍ كَمَثَلِ حَاطِبِ لَيْلٍ، يَحْمِلُ حُزْمَةَ حَطَبٍ وَفِيْهِ أَفْعَى تَلْدَغُهُ وَهُوَ لاَ يَدْرِيْ

Beberapa Aturan Seputar Ziinah (Hiasan) Wanita Muslimah

بسم الله الرحمن الرحيم
الحمد لله رب العالمين، وبه نستعين، والصلاة والسلام على سيد المرسلين، وعلى آله وصحبه ومن تبعهم بإحسان إلى يوم الدين، أما بعد:
Wanita dan hiasan adalah dua kata yang sulit dipisahkan. Karena memang sudah menjadi tabiat kaum hawa untuk memperindah dirinya, baik yang berkontak langsung dengan anggota badan, maupun dengan tambahan perhiasan.

أَوَمَنْ يُنَشَّأُ فِي الْحِلْيَةِ وَهُوَ فِي الْخِصَامِ غَيْرُ مُبِين

“Apakah patut (menjadi anak perempuan Alloh) orang yang dibesarkan dalam keadaan berperhiasan  sedang dia tidak dapat memberi alasan yang terang dalam pertengkaran”. (QS Az-Zukhruf 18)

    Syari’at ini memang tidak menghalangi tabiat tersebut secara mutlak, akan tetapi di dalamnya terdapat aturan-aturan, sehingga seorang hamba tidak terlibat kesengsaraan karena mempertahankan hasrat dan keinginannya. Pengontrolan tabiat mengikuti batasan syar’i memang terasa mengganjal di jiwa seseorang akan tetapi disitulah letak ujian menuju kebahagiaan yang abadi.

    Sudah merupakan tabiat manusia bahwasanya mereka memiliki kecintaan terhadap keindahan dan kelezatan dunia. Alloh Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

زُيِّنَ لِلنَّاسِ حُبُّ الشَّهَوَاتِ مِنَ النِّسَاءِ وَالْبَنِينَ وَالْقَنَاطِيرِ الْمُقَنْطَرَةِ مِنَ الذَّهَبِ وَالْفِضَّةِ وَالْخَيْلِ الْمُسَوَّمَةِ وَالْأَنْعَامِ وَالْحَرْثِ

“Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, berupa wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang”. (QS Ali ‘Imron 14)
Al-‘Allamah As-Sa’di Rahimahullohu -dalam tafsir ayat ini- mengatakan: “Alloh Ta’ala mengkabarkan bahwasanya dia menjadikan indah bagi manusia kecintaan terhadap keinginan-keinginan dunia. Dia mengkhususkan perkara-perkara yang disebutkan ini, karena perkara-perkara tersebut adalah keinginan-keinginan dunia yang paling besar, sementara yang lainnya adalah pengekornya”. [Taisiir Kariimir Rahmaan]Bersamaan dengan itu Alloh mencela orang-orang yang menuruti tabiatnya tersebut dan meninggalkan aturan yang ditetapkan-Nya:

إِنَّ الَّذِينَ لَا يَرْجُونَ لِقَاءَنَا وَرَضُوا بِالْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَاطْمَأَنُّوا بِهَا وَالَّذِينَ هُمْ عَنْ آيَاتِنَا غَافِلُونَ * أُولَئِكَ مَأْوَاهُمُ النَّارُ بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ

“Sesungguhnya orang-orang yang tidak mengharapkan pertemuan dengan Kami, dan merasa puas dengan kehidupan dunia serta merasa tenteram dengan kehidupan itu dan orang-orang yang melalaikan ayat-ayat Kami, mereka itu tempatnya adalah neraka, disebabkan apa yang selalu mereka kerjakan”. (QS Yunus 7-8)

Keindahan dan perhiasan dunia tak lain merupakan ujian, agar diketahui siapakah yang amalannya baik dalam kehidupan dunia ini, Alloh berfirman:

إِنَّا جَعَلْنَا مَا عَلَى الْأَرْضِ زِينَةً لَهَا لِنَبْلُوَهُمْ أَيُّهُمْ أَحْسَنُ عَمَلًا

“Sesungguhnya Kami telah menjadikan apa yang di bumi sebagai perhiasan baginya, agar Kami menguji mereka siapakah di antara mereka yang terbaik perbuatannya”. (QS Al-Kahfi 7)

    Alloh tidaklah menguji hamba kecuali pada apa-apa yang mereka mampu, dan Alloh memberikan hamba kemampuan untuk mengontrol tabiat dan keinginannya, hanya saja sebagian orang enggan dan terus mengikutinya sehingga melampaui batasan-Nya.

Halaman 1