-->
مَثَلُ الَّذِيْ يَطْلُبُ الْعِلْمَ بِلاَ حُجَّةٍ كَمَثَلِ حَاطِبِ لَيْلٍ، يَحْمِلُ حُزْمَةَ حَطَبٍ وَفِيْهِ أَفْعَى تَلْدَغُهُ وَهُوَ لاَ يَدْرِيْ

PENERUS DAN PENGEMBAN ILMU YANG KONSISTEN TAK LUPUT DARI BAHAYA LATEN (NUKILAN BIOGRAFI: IMAM ABU YA’QUB YUSUF BIN YAHYA AL-MISHRY, MASYHUR DIKENAL DENGAN AL-BUWAITHY Rahimahullahu Ta’ala)

بسم الله الرحمن الرحيم
الحمد لله رب العالمين، وبه نستعين، والصلاة والسلام على سيد المرسلين، وعلى آله وصحبه ومن تبعهم بإحسان إلى يوم الدين، أما بعد

Allah ‘Azza wa Jalla berfirman:

وَجَعَلْنَا بَعْضَكُمْ لِبَعْضٍ فِتْنَةً أَتَصْبِرُونَ وَكَانَ رَبُّكَ بَصِيرًا
 
Kami jadikan sebagian kalian cobaan bagi sebagian yang lain. Maukah kalian bersabar? Dan Robbmu senatiasa Bashir (Maha melihat)”. (QS Al-Furqon 20)

Tak hanya kedudukan yang dunia yang jadi perebutan, bahkan kedudukan ulama dalam posisi sebagai pengayom umat, turut menjadi sasaran target laten (tersembunyi dan terpendam tapi berpotensi untuk muncul) yang bisa saja didasari hasad, persaingan dan tujuan-tujuan lain. Ketidak-senangan itu akan semakin meningkat jika ulama tersebut semakin kokoh berpegang dengan Al-Kitab dan Sunnah di atas pemahaman salaful ummah, karena tidaklah Allah mengangkat kedudukan seseorang di sisi-Nya dan di mata orang-orang sholih, kecuali dengan kekokohan memegang hal tersebut. Sebagaimana perkataan Waroqoh bin Naufal Rodhiyallahu ‘Anhu kepada Rosulullah Shollallahu ‘Alaihi wa sallam: “Tidak akan ada seorang lelaki yang datang dengan apa yang engkau datang dengannya kecuali dia disakiti. Seandainya harimu (ketika engkau diutus) mendapatiku dan aku masih hidup, maka akan menolongmu dengan pertolongan yang kuat”. (HR Bukhory dari ‘Aisyah Rodhiyallahu ‘Anha)
Rosulullah Shollallahu ‘Alaihi wa sallam mengatakan:
إن الله يرفع بهذا الكتاب أقواما، ويضع به آخرين

Sesungguhnya Allah mengangkat -dengan Kitab ini- beberapa kaum dan merendahkan yang lain”. (HR Muslim dari ‘Umar Rodhiyallahu ‘Anhu)

Sebab pengangkatan tersebut telah Allah jelaskan di ayat yang lain, yaitu kesabaran dalam menyampaikan kebenaran dan mempertahankannya, serta meyakini akan kebenaran apa-apa yang telah Allah janjikan. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

وَجَعَلْنَا مِنْهُمْ أَئِمَّةً يَهْدُونَ بِأَمْرِنَا لَمَّا صَبَرُوا وَكَانُوا بِآيَاتِنَا يُوقِنُونَ

Kami jadikan di antara mereka itu pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk dengan perintah Kami ketika mereka bersabar dan mereka meyakini ayat-ayat Kami”. (QS As-Sajadah ayat 20)
Diantara ulama yang tak luput dari cobaan dalam menyampaikan kebenaran dan kokoh di atas kesabaran dalam mempertahankannya, adalah Imam Al-Buwaithy Rahimahullahu Ta’ala. Beliau merupakan salah seorang pemimpin para fuqoha’ di zamannya, belajar di majelis Asy-Syafi’i dan keilmuannya mengungguli rekan-rekannya. [Lihat Siyar A’lamin Nubala’ karya Adz-Dzahaby, biografi Al-Buwaithy]

Next >>                                                                    Halaman 1