Ar-Robi’ bin Sulaiman
Rahimahullahu Ta’ala mengatakan: “Aku tidak pernah melihat orang yang lebih
cepat berdalil dengan Kitabullah Ta’ala dari pada Abu Ya’qub Al-Buwaithy”.
[Tarikh Baghdaad wa Dzuyulihi karya Al-Khotib Al-Baghdaady, Tahdziibul Kamaal
fi Asmaa-ir Rijaal karya Al-Hafizh Al-Mizzy: Biografi Imam Al-Buwaithy]
Ar-Robi’ bin Sulaiman bin ‘Abdil
Jabbar Al-Murody, kuniyahnya Abu Muhammad. Seorang Imam, Muhaddits, faqih
kabiir (pembesar ilmu fiqh), murid Asy-Syafi’i dll. Salah satu guru Imam Abu
Daud, Ibnu Majah dan An-Nasa’iy. Ar-Robi’ berkata: “Setiap muhaddits yang
meriwayatkan hadits di mesir sepeninggal Ibnu Wahb, maka akulah yang
mendiktekan (hadits) kepadanya”. [Siyar A’lamin Nubala’, Tahdzibul Kamaal:
Biografi Imam Ar-Robi’ bin Sulaiman Al-Murody]
Beliau Rahimahullahu Ta’ala juga
mengatakan: “Dahulu Abu Ya’qub Al-Buwaithy adalah orang yang memiliki kedudukan
di sisi Asy-Syafi’i. Dulu jika seseorang bertanya kepada Asy-Syafi’i tentang
suatu masalah, dia mengatakan: “Tanyalah Abu Ya’qub”. Apabila dia (Al-Buwaithy)
telah menjawabnya, orang tersebut mengabarkan kepada Asy-Syafi’i, maka dia
(Asy-Syafi’i) berkata: “Perkaranya sebagaimana yang dia katakan”. Terkadang
datang kepada Asy-Syafi’i utusan dari petugas keamanan, maka Asy-Syafi-i
mengarahkannya kepada Abu Ya’qub Al-Buwaithy dan mengatakan: “Dia adalah
lisanku”. [Tarikh Baghdaad wa Dzuyulihi, Tahdziibul Kamaal fi Asmaa-ir Rijaal:
Biografi Imam Al-Buwaithy]
Disamping keilmuannya yang
menonjol di kalangan murid Imam Asy-Syafi’i, Abu Ya’qub Al-Buwaithy juga
dikenal orang yang banyak beribadah dan berbuat baik kepada orang-orang.
Ar-Robi’ bin Sulaiman
Rahimahullah mengatakan: “Dahulu Al-Buwaithy adalah orang yang gemar berpuasa,
seringnya dia membaca Al-Qur’an di siang harinya dan malamnya, bersamaan dengan
itu dia juga berbuat baik kepada orang-orang”. [Siyar A’lamin Nubala’: Biografi
Imam Al-Buwaithy]
Beliau Rahimahullah juga
mengatakan: “Dahulu Abu Ya’qub senantiasa menggerakkan kedua bibirnya dengan
berdzikir kepada Allah”. [Tarikh Baghdaad wa Dzuyulihi, Tahdziibul Kamaal fi
Asmaa-ir Rijaal: Biografi Imam Al-Buwaithy]
Abul Waliid bin Abil Jaarud
Rahimahullah mengatakan: “Tidaklah aku terbangun pada suatu waktu di malam
hari, melainkan aku mendengarkannya membaca Al-Qur’an dan sholat". [Tarikh
Baghdaad wa Dzuyulihi, Thobaqotul Fuqohaa’ karya Asy-Syiroozy, Tahdziibul
Kamaal fi Asmaa-ir Rijaal: Biografi Imam Al-Buwaithy]
Beliau juga orang yang kokoh
memegang dan membela sunnah. Imam Abu ‘Umar Ibnu ‘Abdil Barr Rahimahullah
mengatakan: “Dahulu beliau adalah ahlud dien (orang yang konsisten mengamalkan
ajaran agama) dan ahlul ilmi, pemilik pemahaman dan seorang yang tsiqoh (sangat
layak ditaruh kepercayaan). Beliau adalah orang yang teguh di atas as-sunnah,
membantah ahlul bid’ah serta memiliki cara pandang yang bagus”. [Tahdziibul
Kamaal fi Asmaa-ir Rijaal: Biografi Imam Al-Buwaithy]Karena itulah, beliau merupakan
orang yang paling pantas menggantikan Imam Asy-Syafi’i Rahimahullah Ta’ala di
majelisnya, setelah beliau meninggal. Kedudukan yang ternyata diperebutkan
banyak orang.
Ibnu Khuzaimah Rahimahullahu
Ta’ala mengatakan: “Dahulu aku memandang bahwa Muhammad bin ‘Abdillah bin
‘Abdil Hakam orang yang paling berilmu tentang mazhab Malik. Maka terjadi
perselisihan antara dia dengan Al-Buwaithy di saat-saat kematian Asy-Syafi’iy.
Abu Ja’far As-Sukkary berkata kepadaku: “Ibnu ‘Abdil Hakam berselisih dengan
Al-Buwaithy tentang majelis (ilmu) Asy-Syafi’i. Al-Buwaithy berkata: “Aku lebih
berhak atasnya dari padamu”. Yang satu juga berkata demikian. Kemudian
datanglah Al-Humaidy, ketika itu dia di Mesir, dia berkata: “Asy-Syafi’iy
berkata: “Tidak ada seorangpun yang lebih berhak atas majelisku daripada Yusuf
(Al-Buwaithy), tidak seorangpun dari murid-muridku yang lebih berilmu darinya”.
Ibnu ‘Abdil Hakam berkata: “Engkau berdusta”. Dia (Al-Humaidy berkata: “Bahkan
engkau, bapakmu dan ibumu yang telah berdusta”. Maka Ibnu ‘Abdil Hakam marah.
Kemudian duduklah Al-Buwaithy di posisi Asy-Syafi’iy”. [Siyar A’lamin Nubala’:
Biografi Imam Al-Buwaithy]