Ar-Robi’ bin Sulaiman
Rahimahullah mengatakan: “Dahulu Al-Buwaithy -ketika sakitnya Asy-Syafi’iy di
Mesir-, dia, Ibnu ‘Abdil Hakam dan Al-Muzany berselisih tentang halqoh (majelis
ilmu Asy-Syafi’i). Hal tersebut sampai kepada Asy-Syafi’i, maka dia mengatakan:
“Halqoh tersebut untuk Al-Buwaithy”. Karena itulah Ibnu ‘Abdil Hakam
meninggalkan Asy-Syafi’i dan murid-muridnya. Dahulu halqoh yang ditinggalkan
Asy-Syafi’i adalah halqoh terbesar di mesjid”. [Siyar A’lamin Nubala’: Biografi
Imam Al-Buwaithy].Ternyata makar pun dimulai,
kedudukan beliau pun digoncang dengan berbagai fitnah.
Dahulu fatwa-fatwa dirujuk kepada
Al-Buwaithy baik dari penguasa maupun selainnya. Beliau berbuat kebaikan yang
bermacam-macam, banyak membaca Al-Qur’an dan tak lewat -mayoritas- siang dan
malamnya sampai beliau menyelesaikan Al-Qur’an. Maka orang-orang yang hasad
terhadapnya memfitnahnya, dan menulis surat kepada Ibnu Abi Duad di Irak. Maka
Ibnu Abi Duad mengirim surat kepada penguasa mesir untuk “mengujinya”, maka dia
tidak menjawab sesuai yang diinginkan”. [Thobaqotusy Syafi’iyyatil Kubro karya
As-Subky: Biografi Imam Al-Buwaithy]
Ar-Robi’ bin Sulaiman
Rahimahullah mengatakan: “Maka Al-Buwaithy difitnah. Dahulu Abu Bakr Al-Ashom
-bukan Ibnu Kaisan Al-Ashom- termasuk orang yang berusaha membuatnya terjebak
fitnah. Abu Bakr Al-Ashom merupakan teman Ibnu Abi Duad, anak Asy-Syafi’i juga
termasuk orang yang berusaha membuatnya terjebak fitnah. Sampai akhirnya Ibnu
Abi Duad menulis surat kepada penguasa Mesir, maka Raja mengujinya dan dia
tidak menjawab sesuai dengan yang diinginkan”.
Ar-Robi’ bin Sulaiman
Rahimahullah juga mengatakan: “Dahulu Al-Muzany termasuk orang yang berusaha
membuatnya terjebak fitnah, demikian juga Harmalah”. [Siyar A’lamin Nubala’,
Taarikh Dimasyq karya Ibnu ‘Asaakir: Biografi Imam Al-Buwaithy]
Al-Muzany adalah Abu Ibrohim
Isma’il bin Yahya. Seorang Imam, faqih (ahli fiqih), “bendera” ahli zuhud.
Beliau adalah gurunya para imam seperti: Ibnu Khuzaimah, Abu Ja’far Ath-Thohawy
dan Ibnu Abi Hatim. [Siyar A’lamin Nubala’: Biografi Imam Al-Muzany]Harmalah bin Yahya, Abu Hafsh.
Seorang Imam, faqih. Beliau termasuk salah satu dari guru Imam Muslim dan Ibnu
Majah. [Siyar A’lamin Nubala’: Biografi Imam Harmalah bin Yahya]
Imam Ibnu ‘Abdil Barr
Rahimahullah mengatakan: “Dahulu Ibnu Abil Laits Al-Hanafy adalah qodhi Mesir.
Dia hasad dan memusuhi Al-Buwaithy. Maka pada hari-hari “ujian” tentang
Al-Qur’an, dia mengeluarkannya bersama orang-orang yang dikeluarkan dari
penduduk Mesir menuju Baghdad. Tidak ada seorangpun murid Asy-Syafi’i yang
dikeluarkan selainnya. Beliau dibawa ke Baghdad, ditahan, dan tidak menjawab
apa yang didakwahkan kepadanya dalam masalah Al-Qur’an. Beliau mengatakan: “Al-Qur’an
adalah perkataan Allah bukan makhluk”. Beliau dikurung dan meninggal di penjara
pada hari Jum’at sebelum waktu sholat pada tahun dua ratus tiga puluh satu”.
[Al-Intiqo’ fi Fadho’ilits Tsalatsatil Aimmatil Fuqoha’: Biografi Imam
Al-Buwaathy]
Sebagaimana dimaklumi bahwasanya
Ahmad bin Abi Duad adalah seorang dai yang membawa pemikiran Jahmiyyah dengan
mengatakan bahwa Al-Qur’an adalah makhluk. Pemikiran tersebut telah merasuki
para penguasa ketika itu, sehingga mereka menjadikannya sebagai bahan ujian untuk
menguji para ulama ahlussunnah, barangsiapa yang menentang maka dipenjara dan
atau disiksa.
Abul ‘Abbas Al-Irbily
Rahimahullah Ta’ala mengatakan: “Dahulu beliau dibawa dari Baghdad ke Mesir
-zaman (kholifah) Al-Watsiq Billah- pada hari-hari “ujian”, diinginkan darinya
untuk mengatakan bahwa Al-Qur’an Al-Karim adalah makhluk namun beliau menolak
untuk memberi jawaban yang demikian. Maka beliau ditahan di Baghdad, terus
menerus dipenjara dan dirantai sampai meninggal. Beliau adalah orang yang
sholih, banyak beribadah dan zuhud”. [Wafiyatul A’yan. Lihat juga Tarikh
Baghdaad wa Dzuyulihi: Biografi Imam Al-Buwaithy]