Dengan
ini jelaslah bahwasanya jalan pemurnian -pengikutan Rosululloh dari
unsur kesyirikan dalam ketaatan, kerasulan, dan pengikutan dalam
hukum-hukum syari’at- pada awalnya tidak akan akan terjadi kecuali
dengan mencari, memilih dan meneliti kebenaran, mencari dalil-dalil dan
bukti-buktinya yang datang dari metoda syar’i yang benar, bukannya
dengan memasrahkan semua itu kepada seorang alim tertentu lalu berpegang
teguh dengan pendapatnya tanpa memperhatikan perkataan orang yang
menyelisihinya. Tidak bisa suatu pendapat dibenarkan dengan oleh dalil
syar’i sampai nampak kebenaran pada masalah itu.
Pada akhirnya seorang muslim mesti mengambil kebenaran dan meyakininya tanpa memasrahkan hal itu (diamalkan atau tidak? diyakini atau tidak?) kepada ulama tertentu. Inilah jalan yang selamat dalam agama dari bala’ taqlid buta yang merupakan prinsip kebodohan dan kesyirikan dalam kerasulan dan pengikutan terhadap beliau sebagaimana telah lewat penjelasannya.
Sesungguhnya Alloh tidak mengumpulkan seluruh kebenaran di dalam diri seorang makhluk setelah Rosululloh Shollallohu ‘Alaihi wa Sallam, yang tidak mungkin luput dan salah dalam syari’at. Semua itu hanya bisa terjadi lewat ijtihad yang orang yang keliru. Kita memohon kepada Alloh ampunan dan penutupan aib.
سبحانك اللهم وبحمدك، لا إله إلا أنت أستغفرك وأتوب إليك
ditulis oleh: Abu Ja’far Al-Harits Al-Minangkabawy Al-Andalasy
Waffaqohulloh
1 Shofar 1434
Waffaqohulloh
1 Shofar 1434
Halaman 16
<< Prev