-->
مَثَلُ الَّذِيْ يَطْلُبُ الْعِلْمَ بِلاَ حُجَّةٍ كَمَثَلِ حَاطِبِ لَيْلٍ، يَحْمِلُ حُزْمَةَ حَطَبٍ وَفِيْهِ أَفْعَى تَلْدَغُهُ وَهُوَ لاَ يَدْرِيْ

PENERUS DAN PENGEMBAN ILMU YANG KONSISTEN TAK LUPUT DARI BAHAYA LATEN (NUKILAN BIOGRAFI: IMAM ABU YA’QUB YUSUF BIN YAHYA AL-MISHRY, MASYHUR DIKENAL DENGAN AL-BUWAITHY Rahimahullahu Ta’ala)

Kebenaran itu tak terkait masalah perselisihan fiqih saja, bidang yang banyak orang menampakkan jiwa kritisnya dan sanggup berhari-hari untuk mencari jalan keluar masalahnya. Kebenaran itu mencakup segala perkara, terkait masalah peribadahan kepada Allah ataupun interaksi sesama manusia, terkait masalah pujian ataupun celaan. Memang setiap kelompok akan menyatakan bahwasanya kebenaran ada pada pihaknya, dan setiap penuduh akan membenarkan dakwaannya, namun apakah itu menjadi patokan sebuah kebenaran??? Kalaulah diberikan peluang kepada satu orang saja untuk bebas dalam memberikan tuduhan, bebas mengeluarkan keputusan tanpa menyertakan bukti, tentulah akan terbuka pintu kezholiman dan terjadi berbagai perpecahan. Dalam riwayat dari Ibnu ‘Abbas Rodhiyallahu ‘Anhu -beliau menyandarkan perkataan kepada Rosulullah Shollallahu ‘Alaihi wa Sallam :

لَيْسَ أَحَدٌ إِلَّا يُؤْخَذُ مِنْ قَوْلِهِ وَيَدَعُ غَيْرَ النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم

 “Tak ada seorangpun melainkan bisa diambil pendapatnya dan ditinggalkan, kecuali Nabi Shollallahu ‘Alaihi wa Sallam”. (HR Ath-Thobrony, dihasankan Syaikhuna Abu ‘Amr Al-Hajury di Al-Jami’ush Shohih fi Tauhidi Robbil ‘Alamin)

Karena itulah Imam Malik Rahimahullah mengatakan: “Setiap orang bisa diambil dan ditolak (perkataannya) kecuali pemilik kuburan ini (yakni Rosulullah Shollallahu ‘Alaihi wa Sallam)”.Wahai orang-orang yang mengaku berjalan di belakang para Ahlul Hadits!!
Bukanlah orang yang bersabar dalam menuntut pembuktian, seenaknya bisa dicap orang yang kaku, keras dan ingin memecah belah!
Bukanlah orang yang enggan berpaku dengan timbangan mayoritas, sesukanya divonis sebagai orang yang telah lepas dari Al-Jamaah!
Bukanlah orang yang tak mau menelan mentah-mentah pendapat Syaikh Fulany, serta-merta dikatakan sebagai orang yang tak beradab dengan ulama!!
Kaidah dari mana ini??!! Hendaknya kalian takut merumuskan sesuatu yang baru di atas agama ini dari otak-otak dan perasaan kalian!!
Wahai orang-orang yang mengaku berjalan di belakang para Ahlul Hadits!!
Sungguh kita sangat butuh kepada ulama yang kokoh dan sabar dalam menampakkan kebenaran, tegar dalam menghadapi ancaman pelaku kesesatan, baik dengan lisan, tulisan ataupun anggota badan. Rosulullah Shollallahu Shollallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

يُوشِكُ الْأُمَمُ أَنْ تَدَاعَى عَلَيْكُمْ كَمَا تَدَاعَى الْأَكَلَةُ إِلَى قَصْعَتِهَا

Umat-umat (kesesatan dan kekafiran) akan mendekat kepada kalian, mereka saling memanggil (untuk memerangi kalian) sebagaimana orang-orang yang mau makan saling memanggil kepada nampan besar mereka”.

Seseorang berkata: “Apakah karena sedikitnya kita (umat Islam) ketika itu wahai Rosulullah?”.
Beliau menjawab:

بَلْ أَنْتُمْ يَوْمَئِذٍ كَثِيرٌ، وَلَكِنَّكُمْ غُثَاءٌ كَغُثَاءِ السَّيْلِ، وَلَيَنْزَعَنَّ اللَّهُ مِنْ صُدُورِ عَدُوِّكُمُ الْمَهَابَةَ مِنْكُمْ، وَلَيَقْذِفَنَّ اللَّهُ فِي قُلُوبِكُمُ الْوَهْنَ

Bahkan kalian (umat Islam) ketika itu banyak, akan tetapi kalian adalah buih, seperti buih yang ada di air bah. Allah akan mencabut rasa segan terhadap kalian dari dada musuh-musuh kalian, dan Allah akan menanamkan wahn di hati-hati kalian”.

Next >>                                                                    Halaman 6