‘Aisyah
Rodhiyallohu ‘Anha mengatakan bahwa dahulu shohabat menyembelih kambing dan
menyedekahkannya, kemudian Rosululloh Shollallohu ‘Alaihi wa Salam datang dan
berkata: “Apa yang tersisa darinya?”. ‘Aisyah menjawab: “Tidak ada yang tersisa
kecuali tulang belikatnya”. Rosululloh Shollallohu ‘Alaihi wa Salam berkata:
“(Bahkan) tersisa semuanya kecuali tulang belikatnya”. (HR Tirmidzi dishohihkan
Syaikh Muqbil dan Syaikh Al-Albany)
“Hamba berkata: “(Begini) hartaku, (begitu) hartaku, hartaku”. Sesungguhnya baginya dari hartanya hanyalah tiga: “Yang dia makan, maka itu akan lenyap. Yang dia pakai, maka itu akan lusuh. Yang dia sedekahkan, maka itu akan tersimpan. Sementara yang selain itu semua akan pergi dan dia tinggalkan untuk manusia” (HR Muslim dari Abu Hurairoh Rodhiyallohu ‘Anhu)
Hal itu karena yang dimakan
itulah yang lenyap, sementara yang disedekahkan akan tetap tersisa di sisi
Alloh. Alloh Ta’ala berfirman:
مَا
عِنْدَكُمْ يَنْفَدُ وَمَا عِنْدَ اللهِ
بَاق
“Apa yang di sisi kalian akan lenyap, dan apa yang
ada di sisi Allah adalah kekal”. (QS An-Nahl 96)
Rosululloh Shollallohu ‘Alaihi wa
Salam bersabda:
يقول
العبد: مالي، مالي، إنما
له من ماله ثلاث:
ما أكل فأفنى، أو
لبس فأبلى، أو أعطى
فاقتنى، وما سوى ذلك
فهو ذاهب، وتاركه للناس
“Hamba berkata: “(Begini) hartaku, (begitu) hartaku, hartaku”. Sesungguhnya baginya dari hartanya hanyalah tiga: “Yang dia makan, maka itu akan lenyap. Yang dia pakai, maka itu akan lusuh. Yang dia sedekahkan, maka itu akan tersimpan. Sementara yang selain itu semua akan pergi dan dia tinggalkan untuk manusia” (HR Muslim dari Abu Hurairoh Rodhiyallohu ‘Anhu)
Rosululloh Shollallohu ‘Alaihi wa
Salam bersabda:
مَا
نَقَصَتْ صَدَقَةٌ مِنْ مَال
“Shodaqoh
tidaklah mengurangi harta” (HR Muslim)
Imam An-Nawawy Rahimahulloh
mengatakan: “Para ulama menyebutkan dua sisi makna, pertama maknanya adalah
bahwa orang tersebut diberkahi pada sedekahnya dan ditolak bahaya sehingga
“bentuk” kekurangan harta terganti dengan berkah yang ringan, perkara ini
terjangkau oleh indera dan kebiasaan. Yang kedua, walaupun dalam “bentuk”
berkurang namun pahala yang dihasilkan mengganti kekurangannya serta
menambahnya dengan lipan ganda yang banyak”. [Syarh Shohih Muslim]
JANGAN HITUNG-HITUNG JASA
TERHADAP DAKWAH, JUSTERU SEMESTINYA KITA BERSYUKUR ALLOH MEMBERI TAUFIK KEPADA
KITA UNTUK BEKERJA SAMA DALAM DAKWAH
YANG PENUH BERKAH INI. ADANYA KITA ATAU TIDAK DAKWAH SALAFIYYAH TETAP BERJALAN
Alloh Ta’ala berfirman:
إِنَّمَا
الْحَيَاةُ الدُّنْيَا لَعِبٌ وَلَهْوٌ وَإِنْ
تُؤْمِنُوا وَتَتَّقُوا يُؤْتِكُمْ أُجُورَكُمْ وَلَا يَسْأَلْكُمْ أَمْوَالَكُمْ
إِنْ
يَسْأَلْكُمُوهَا فَيُحْفِكُمْ تَبْخَلُوا وَيُخْرِجْ أَضْغَانَكُمْ هَا أَنْتُمْ هَؤُلَاءِ تُدْعَوْنَ لِتُنْفِقُوا فِي سَبِيلِ اللَّهِ
فَمِنْكُمْ مَنْ يَبْخَلُ وَمَنْ
يَبْخَلْ فَإِنَّمَا يَبْخَلُ عَنْ نَفْسِهِ وَاللَّهُ
الْغَنِيُّ وَأَنْتُمُ الْفُقَرَاءُ وَإِنْ تَتَوَلَّوْا يَسْتَبْدِلْ
قَوْمًا غَيْرَكُمْ ثُمَّ لَا يَكُونُوا
أَمْثَالَكُم
“Sesungguhnya
kehidupan dunia hanyalah permainan dan senda gurau. dan jika kamu beriman dan
bertakwa, maka Allah akan memberikan pahala kepadamu dan Dia tidak akan meminta
harta-hartamu. Jika Dia meminta harta kepadamu lalu mendesak kamu (supaya
memberikan semuanya) niscaya kamu akan kikir dan Dia akan menampakkan
kedengkianmu. Ingatlah, kalian adalah orang-orang yang diajak untuk menafkahkan
(harta) pada jalan Allah, maka di antara kalian ada yang kikir. Barang siapa
yang kikir sesungguhnya dia hanyalah kikir terhadap dirinya sendiri. Allah
adalah Al-Ghony (Dzat yang Maha Kaya) sedangkan kalianlah orang-orang yang
membutuhkan (kepada-Nya). Jika kamu berpaling niscaya Dia akan mengganti
(kalian) dengan kaum yang lain dan mereka tidak akan seperti kalian ini”. (QS
Muhammad 36-38)
Orang yang kikir sesungguhnya dia
hanyalah kikir terhadap dirinya sendiri karena dia telah mengharamkan pahala
Alloh baginya. Alloh tidak rugi sedikitpun karena orang tersebut meninggalkan
infak dan Alloh adalah Al-Ghoniy (Maha Kaya), tidak butuh kepada harta
hamba-Nya. [Lihat tafsir Al-Qurthuby dan Ibnu Kasir]