“Apa yang menghalangi kalian untuk berinfak di
jalan Alloh?, sementara semua jalan kebaikan ada padanya. Apa yang mengharuskan
kalian untuk pelit? Sementara itu bukanlah milik kalian bahkan semua
perbendaharaan di langit dan bumi adalah milik Alloh, semuanya akan berpindah
atau dipindahkan dari tangan kalian, kemudian kembali kepemilikannya kepada
pemiliknya Alloh Tabaroka wa Ta’ala. Maka ambillah harta itu untuk berinfak
selama masih berada di tangan kalian, ambillah kesempatan”. [Lihat Tafsir
As-Sa’dy tentang ayat di atas]
Bersedekahlah mumpung masih dalam
kelapangan. Rosululloh Shollallohu ‘Alaihi wa Sallam ditanya tentang sedekah
yang paling banyak pahalanya, maka beliau menjawab:
أَنْ
تَصَدَّقَ وَأَنْتَ صَحِيحٌ شَحِيحٌ تَخْشَى
الفَقْرَ، وَتَأْمُلُ الغِنَى، وَلاَ تُمْهِلُ حَتَّى
إِذَا بَلَغَتِ الحُلْقُومَ، قُلْتَ لِفُلاَنٍ كَذَا،
وَلِفُلاَنٍ كَذَا وَقَدْ كَانَ
لِفُلاَنٍ
“Engkau
bersedekah dalam keadaan badanmu masih sehat dan jiwamu merasa pelit, engkau
takut miskin dan mengangankan kekayaan. Janganlah engkau berlambat-lambat,
sampai ketika nyawa suah sampai ke tenggorokan engkau baru berkata: “Untuk si
fulan segini, untuk si fulan segitu, ini dulu aku peruntukkan bagi fulan …” (HR
Bukhory Muslim dari Abu Hurairoh Rodhiyallohu ‘Anhu)
سبحنك
وبحمدك لا إله إلا
أنت أستغفرك وأتوب إليك
ditulis oleh: Abu Ja’far
Al-Harits Al-Minangkabawy -Saddadahulloh-