-->
مَثَلُ الَّذِيْ يَطْلُبُ الْعِلْمَ بِلاَ حُجَّةٍ كَمَثَلِ حَاطِبِ لَيْلٍ، يَحْمِلُ حُزْمَةَ حَطَبٍ وَفِيْهِ أَفْعَى تَلْدَغُهُ وَهُوَ لاَ يَدْرِيْ

 Di pembukaan kitab Dhiya'us Salikin: “Adapun setelah itu, aku telah dibacakan sebagian tulisan tentang "As Safar" karya Syaikh Al-Fadhil yang bertaqwa dan Zuhud, Al Muhaddist yang faqih Abu 'Abdirrohman Yahya bin 'Ali Al Hajury ….. dan Al Akh Syaikh Yahya adalah seorang lelaki yang dicintai dikalangan saudara-saudaranya, berdasar apa-apa yang mereka jumpai pada dirinya, berupa; kebagusan I'tiqod, kecintaannya terhadap sunnah dan kebenciannya terhadap hizby yang dungu. Beliau juga memberikan manfaat bagi saudara-saudaranya berupa fatwa yang bersandar kepada dalil”.

Di pembukaan kitab Ahkamut Tayammum: “Aku telah melihat apa-apa yang telah ditulis Syaikh Yahya bin 'Ali Al Hajury di masalah At-Tayammum, maka kami mendapatkan bahwa beliau sungguh telah meletakkan faidah-faidah yang pantas untuk diambil, berupa komentar terhadap hadits serta para perowi, pengambilan hukum dari masalah-masalah fiqih yang semua itu menunjukkan atas kedalaman ilmunya di (bidang) ilmu hadits dan fiqh. Maka aku tidak berlebihan, kalau aku mengatakan: sesungguhnya apa yang telah diperbuatnya dalam topik ini, melebihi apa yang telah diperbuat Al Hafizh di Al Fath pada topik tersebut.”

Maka wajib bagi setiap orang untuk diam pada apa yang tidak dikuasainya. Tidak semua orang yang berbicara tentang kebid'ahan dan pelakunya, berada dalam barisan 'Alim jarh wat Ta'dil. Bahkan diantara mereka hanya berhias dengan penampilan mereka, menggunakan ungkapan-ungkapan yang digunakan para alimnya dalam keadaan mereka jauh dari ketentuan yang telah disebutkan.

والله المستعان

Prev                                                                                                    Halaman 4