-->
مَثَلُ الَّذِيْ يَطْلُبُ الْعِلْمَ بِلاَ حُجَّةٍ كَمَثَلِ حَاطِبِ لَيْلٍ، يَحْمِلُ حُزْمَةَ حَطَبٍ وَفِيْهِ أَفْعَى تَلْدَغُهُ وَهُوَ لاَ يَدْرِيْ

KRITERIA ALIM JARH WA TA'DIL YANG PERNYATAANNYA BISA DIAMBIL I'TIBAR BESERTA CONTOH PENERAPAN DHOWABITHNYA



Imam Adz-Dzahabiy Rahimahullah berkata: Mengomentari para rowi itu membutuhkan waro yang sempurna, selamat dari hawa nafsu dan kecondongan kepadanya, serta memiliki pengetahuan yang sempurna dalam ilmu Al-hadits, ilal-ilalnya (kecacatan riwayat) dan pengetahuan tentang keadaan rawi-rawinya (baik dari sisi daya hapal maupun kadar keagamaan pen). [Al-Muqizhoh fii ilmi Mustholahil Hadits 19]


Pernyataan beliau diatas, semakna dengan pernyataan para ulama jarh wa ta’dil yang telah menyebutkan syarat-syarat tersebut di dalam kitab-kitab mereka dan syarat-syarat itu adalah:

1. Waro’, taqwa, dan kejujuran.

Al-Imam Adz-Dzahabiy Rahimahullah mengatakan: 

حق على المحدث أن يتورع في ما يؤديه وأن يسأل أهل المعرفة والورع ليعينوه على إيضاح مروياته، ولا سبيل إلى أن يصير العارف الذي يزكى نقله الأخبار ويجرحهم جهبذا إلا بإدمان الطلب والفحص عن هذا الشأن وكثرة المذاكرة والسهر والتيقظ والفهم مع التقوى والدين المتين والإنصاف والتردد إلى مجالس العلماء والتحري والإتقان

“Kewajiban bagi Muhaddits (ahlul hadits) untuk berhati-berhati dalam perkara yang dia tunaikan, dan agar bertanya kepada ulama yang penuh waro’ untuk membantunya dalam menjelaskan riwayat-riwayatnya. Tidak ada jalan untuk seorang yang arif yang dapat memberikan tazkiyyah (pujian)  dan memberikan jarh (kritikan) kecuali dengan terus-menerus menuntut ilmu dan melakukan penelitian dalam perkara ini serta banyak melakukan mudzakaroh (saling mengingatkan) dan banyak begadang untuk mempelajarinya, serta berhati-hati agar terjaga dari kelalaian (ketika menghukumi) yang disertai pemahaman dan dibarengi dengan taqwa, dan agama yang kuat, sikap objektif, selalu mendatangi majlis para ulama, teliti dalam memilih mana yang lebih pantas serta kekuatan ilmu. [Tadzkiratul Huffadh 1/10, biografi Abu Bakr Ash-Shiddiq Rodhiyallahu ‘Anhu]


Next                                                                                                     Halaman1