-->
مَثَلُ الَّذِيْ يَطْلُبُ الْعِلْمَ بِلاَ حُجَّةٍ كَمَثَلِ حَاطِبِ لَيْلٍ، يَحْمِلُ حُزْمَةَ حَطَبٍ وَفِيْهِ أَفْعَى تَلْدَغُهُ وَهُوَ لاَ يَدْرِيْ

Sadarkah Anda Bahwa: Sesungguhnya Taqlid Bisa Mengikis Tauhid?

Kemudian Kami jadikan kamu berada di atas suatu syariat dari urusan (agama itu), Maka ikutilah syariat itu dan janganlah kamu ikuti hawa nafsu orang-orang yang tidak mengetahui. Sesungguhnya mereka sekali-kali tidak akan dapat menolak dari kamu sedikitpun dari siksaan Allah. Sesungguhnya orang-orang yang zalim itu sebagian mereka menjadi penolong bagi sebagian yang lain, dan Allah adalah pelindung orang-orang yang bertakwa”. (QS Al-Jatsiyah 18-19)

Alloh berfirman:

أَمْ لَهُمْ شُرَكَاءُ شَرَعُوا لَهُمْ مِنَ الدِّينِ مَا لَمْ يَأْذَنْ بِهِ اللَّهُ وَلَوْلَا كَلِمَةُ الْفَصْلِ لَقُضِيَ بَيْنَهُمْ وَإِنَّ الظَّالِمِينَ لَهُمْ عَذَابٌ أَلِيم

“Apakah mereka mempunyai sembahan-sembahan selain Alloh yang mensyariatkan untuk mereka agama yang tidak diizinkan Alloh? Sekiranya tak ada ketetapan yang menentukan (dari Alloh) tentulah mereka telah dibinasakan. Sesungguhnya orang-orang yang zalim itu akan memperoleh azab yang amat pedih’. (QS ASy-Syuro 21)

Maka tidak boleh bagi seorangpun mengibadahi Alloh kecuali dengan apa yang disyari’atkan oleh Rosululloh Shollallohu ‘Alaihi wa Sallam”. Selesai penukilan
Amalan seseorang tidak akan diterima kecuali dengan mencocoki dan mengikuti petunjuk beliau Shollallohu ‘Alaihi wa Sallam, sebagaimana firman Alloh Ta’ala:

قُلْ إِنَّمَا أَنَا بَشَرٌ مِثْلُكُمْ يُوحَى إِلَيَّ أَنَّمَا إِلَهُكُمْ إِلَهٌ وَاحِدٌ فَمَنْ كَانَ يَرْجُو لِقَاءَ رَبِّهِ فَلْيَعْمَلْ عَمَلًا صَالِحًا وَلَا يُشْرِكْ بِعِبَادَةِ رَبِّهِ أَحَدًا

“Katakanlah wahai Muhammad: “Sesungguhnya aku ini manusia biasa seperti kalian, yang diwahyukan kepadaku: "Bahwa Sesungguhnya Robb kalian itu adalah Robb yang Esa". Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Robbnya, Maka hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh dan janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam beribadat kepada Robbnya". (QS Al-Kahfi 110)
Yang dimaksud dengan amalan sholih adalah perbuatan yang mencocoki sunnahnya Shollallohu ‘Alaihi wa Sallam.

Nabi kita Shollallohu ‘Alaihi wa Sallam telah bersabda:

مَن عملَ عملاً ليسَ عليهِ أمرنا فهوَ رد

“Barangsiapa yang membuat suatu amalan (dalam agama) yang tidak ada perintah kami atasnya maka amalan tersebut tertolak” HR Bukhory-Muslim dari ‘Aisyah Rodhiyallohu ‘Anha, lafazh ini pada riwayat Muslim)

Karena itulah Alloh Subhanahu wa Ta’ala memerintahkan untuk mengembalikan perselisihan kepada-Nya dan kepada rosul-Nya Shollallohu ‘Alaihi wa Sallam dengan mengatakan:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا أَطِيعُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ وَأُولِي الْأَمْرِ مِنْكُمْ فَإِنْ تَنَازَعْتُمْ فِي شَيْءٍ فَرُدُّوهُ إِلَى اللَّهِ وَالرَّسُولِ إِنْ كُنْتُمْ تُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ ذَلِكَ خَيْرٌ وَأَحْسَنُ تَأْوِيلًا

Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), serta ulil amri di antara kalian. Kemudian jika kalian berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah perkara itu kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya”. (QS An-Nisa’ 59)
Asy-Syafi’i di Ar-Risalah (pada penggalan kalimat no 264) mengatakan: “Yaitu kepada apa yang dikatakan Alloh dan Rosul-Nya”. Perkataan beliau ini juga dinukilkan oleh Al-Baihaqy di Al-Madkhol ilas Sunanil Qubro no 197.
Halaman 6