-->
مَثَلُ الَّذِيْ يَطْلُبُ الْعِلْمَ بِلاَ حُجَّةٍ كَمَثَلِ حَاطِبِ لَيْلٍ، يَحْمِلُ حُزْمَةَ حَطَبٍ وَفِيْهِ أَفْعَى تَلْدَغُهُ وَهُوَ لاَ يَدْرِيْ

SIRWAL DAN BEBERAPA HUKUM YANG TERKAIT DENGANNYA

SIRWAL DALAM ISLAM

Surat ‘Umar bin Al-Khoththob Rodhiyallohu ‘Anhu kepada ‘Uqbah bin Farqod Rodhiyallohu ‘Anhu yang ketika itu di Azerbaijan tentang larangan memakai sutra bagi laki-laki, adalah surat yang masyhur sebagaimana disebutkan diriwayatkan di Shohih Al-Bukhory, Shohih Muslim serta kitab-kitab hadits yang lain.
Yang ingin disebutkan berikut ini adalah beberapa pesan lain dalam surat ‘Umar Rodhiyallohu ‘Anhu tersebut -yang ketika itu sebagai Kholifah- kepada ‘Uqbah Rodhiyallohu ‘Anhu -yang ditugaskan untuk memimpin daerah Azerbaijan-, karena beberapa pesan tersebut terkait dengan pembahasan ini.
Dalam sebuah riwayat, Abu ‘Utsman An-Nahdi Rahimahulloh mengatakan:

أَتَانَا كِتَابُ عُمَرَ وَنَحْنُ بِأَذْرَبِيجَانَ مَعَ عُتْبَةَ بْنِ فَرْقَدٍ: أَمَّا بَعْدُ، فَاتَّزِرُوا وَارْتَدُوا وَانْتَعِلُوا وَارْمُوا بِالْخِفَافِ وَاقْطَعُوا السَّرَاوِيلَاتِ، وَعَلَيْكُمْ بِلِبَاسِ أَبِيكُمْ إِسْمَاعِيلَ، وَإِيَّاكُمْ وَالتَّنَعُّمَ وَزِيَّ الْعَجَمِ، وَعَلَيْكُمْ بِالشَّمْسِ فَإِنَّهَا حَمَّامُ الْعَرَبِ، وَاخْشَوْشِنُوا وَاخْلَوْلِقُوا وَارْمُوا الْأَغْرَاضَ، وَانْزُوا نَزْوًا، وَالنَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَهَانَا عَنِ الْحَرِيرِ إِلَّا هَكَذَا

Surat ‘Umar datang, sementara itu kami sedang di Azerbaijan bersama ‘Uqbah bin Farqod. (Isinya): “Amma ba’du pakailah oleh kalian sarung, pakailah rida’ (kain yang dipakai untuk menutup tubuh bagian atas sebagaimana jema’ah haji), lemparkanlah khuf-khuf dan potonglah sirwal-sirwal, pakailah oleh kalian pakaian bapak kalian: Isma’il. Janganlah kalian bermewah-mewahan, dan berpenampilan orang ‘ajam. Berjemurlah kalian dengan matahari karena itu adalah hammaamnya (tempat pemandian air panas) orang arab, hiduplah kasar dan lusuh (yaitu dalam makanan atau pakaian) serta buanglah kebutuhan-kebutuhan, meloncatlah kalian di atas kuda, dan Rosululloh Shollallohu ‘Alaihi wa Sallam melarang kita untuk memakai sutra kecuali segini (para perowi memberikan isyarat dengan merapatkan jari telunjuk dan jari tengah, maksudnya: seukuran kedua jari tersebut-pent)”. (HR  Ibnu Hibban dan lainnya, dishohihkan Syaikh Al-Albany. Dalam riwayat Al-Baihaqy (Syu’abul Iman), Abu ‘Awanah, Al-Baghowy dan lainnya: “lemparkanlah sirwal-sirwal”, sebagai ganti dari lafazh “potonglah sirwal-sirwal”)
Imam An-Nawawy Rahimahulloh mengatakan: “Maksud ‘Umar Rodhiyallohu Ta’ala ‘Anhu adalah menganjurkan mereka untuk hidup kasar dan keras dan menjaga mereka atas adat kebiasaan arab”. [Syarh Shohih Muslim 14/46]
Makna yang beliau sebutkan mencocoki riwayat yang mengisahkan asal muasal penulisan surat tersebut sebagaimana di “Musnad Al-Harits Ibnu Abi Usamah”, dari Yazid bin Harun dari ‘Ashim bin Sulaiman Al-Ahwal dari Abu ‘Ustman An-Nahdy, Rahimahumullohu Ajma’in, dimana Abu ‘Utsman berkata:

كُنْتُ مَعَ عُتْبَةَ بْنِ فَرْقَدٍ بِأَذْرِبَيْجَانَ فَبَعَثَ سُحَيْمًا وَرَجُلًا آخَرَ إِلَى عُمَرَ عَلَى ثَلَاثِ رَوَاحِلَ وَبَعَثَ سفطَيْنِ وَجَعَلَ فِيهِمَا خَبِيصًا، وَجَعَلَ عَلَيْهِمَا أَدَمًا وَجَعَلَ فَوْقَ الْأَدَمِ لَبُودًا، فَلَمَّا قَدِمَ الْمَدِينَةَ قِيلَ جَاءَ سُحَيْمٌ مَوْلَى عُتْبَةَ وَآخَرُ عَلَى ثَلَاثِ رَوَاحِلَ فَأَذِنَ لَهُمَا فَدَخَلَا فَسَأَلَهُمَا عُمَرُ: " أَذَهَبًا أَوْ وَرِقًا؟ قَالَا: لَا، قَالَ: فَمَا جِئْتُمَا بِهِ؟ قَالَا: طَعَامٌ، قَالَ: طَعَامُ رَجُلَيْنِ عَلَى ثَلَاثِ رَوَاحِلَ هَاتُوا مَا جِئْتُمْ بِهِ، فَجِيءَ بِهِمَا لِكَشْفِ اللَّبُودِ وَالْأَدَمِ فَجَاءَ، فَقَالَ بِيَدِهِ فِيهِ فَوَجَدَهُ لَيِّنًا فَقَالَ: أَكُلُّ الْمُهَاجِرِينَ يَشْبَعُ مِنْ هَذَا؟ قَالَا: لَا وَلَكِنَّ هَذَا شَيْءٌ اخْتُصَّ بِهِ أَمِيرُ الْمُؤْمِنِينَ فَقَالَ: يَا فُلَانُ هَاتِ الدَّوَاةَ، اكْتُبْ: " مِنْ عَبْدِ اللَّهِ عُمَرَ أَمِيرِ الْمُؤْمِنِينَ إِلَى عُتْبَةَ بْنِ فَرْقَدٍ وَمَنْ مَعَهُ مِنَ الْمُؤْمِنِينَ وَالْمُسْلِمِينَ سَلَامٌ عَلَيْكُمْ، أَمَّا بَعْدُ، فَإِنِّي أَحْمَدُ اللَّهَ الَّذِي لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ، أَمَّا بَعْدُ فَإِنَّهُ لَيْسَ مِنْ كَسْبِكَ وَلَا كَسْبِ أَبِيكَ وَلَا كَسْبِ أُمِّكَ يَا عُتْبَةٌ بْنَ فَرْقَدٍ، فَأَعَادَ ثَلَاثًا، ثُمَّ قَالَ: أَمَّا بَعْدُ، فَأَشْبِعِ الْمُسْلِمِينَ الْمُهَاجِرِينَ مِمَّا تَشْبَعُ مِنْهُ فِي بَيْتِكَ، فَأَعَادَهَا ثَلَاثًا

Dahulu aku bersama ‘Uqbah bin Farqod di Azerbaijan. Maka ‘Uqbah mengutus Suhaim dan seorang lelaki lain kepada ‘Umar dengan (membawa) tiga tunggangan. Dikirim bersama mereka dua buah safath (tempat yang biasa diisi dengan wewangian atau peralatan perempuan) dan ‘Uqbah memasukkan ke dalam keduanya Khobish (sejenis manisan yang terkenal, berupa campuran korma dan mentega), kemudian diletakkan kulit (sebagai kain penutup) di atasnya, dan diletakkan di atas kulit tersebut, penutup dari wol. Ketika sampai di Madinah, dikatakan kepada ‘Umar bahwa telah datang Suhail Maula ‘Uqbah serta seorang lagi dengan tiga tunggangan. Kemudian ‘Umar memberi izin kepada keduanya, maka mereka pun masuk.
Umar bertanya kepada keduanya: “Emaskah, atau perak?”. Mereka berdua berkata: “Tidak”. Maka ‘Umar berkata: “Maka apa yang kalian bawa?”. Mereka berdua berkata: “Makanan”. ‘Umar berkata: “Makanan dua orang lelaki di atas tiga tunggangan? Bawa kesini apa yang kalian bawa”.

Next >>                                                                         Halaman 6