-->
مَثَلُ الَّذِيْ يَطْلُبُ الْعِلْمَ بِلاَ حُجَّةٍ كَمَثَلِ حَاطِبِ لَيْلٍ، يَحْمِلُ حُزْمَةَ حَطَبٍ وَفِيْهِ أَفْعَى تَلْدَغُهُ وَهُوَ لاَ يَدْرِيْ

Tauhid Dulu Baru Itu …

Bahkan dengan keyakinan kaum musyrikin terhadap Tauhid Rububiyyah inilah Allah menjadikannya sebagai dalil yang jelas bagi mereka –dan segenap manusia- akan wajibnya Tauhid Uluhiyyah, karena yang berhak diibadahi hanyalah yang menciptakan mereka, mengatur kehidupan dan rezki mereka, mengangkat kesusahan mereka, adapun yang tidak memiliki peran sedikitpun dalam perkara-perkara tersebut bagaimana bisa diibadahi ? Alloh Ta'ala berfirman:

يَا أَيُّهَا النَّاسُ اعْبُدُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ وَالَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ ۞ الَّذِي جَعَلَ لَكُمُ الْأَرْضَ فِرَاشًا وَالسَّمَاءَ بِنَاءً وَأَنْزَلَ مِنَ السَّمَاءِ مَاءً فَأَخْرَجَ بِهِ مِنَ الثَّمَرَاتِ رِزْقًا لَكُمْ فَلَا تَجْعَلُوا لِله أَنْدَادًا وَأَنْتُمْ تَعْلَمُونَ

"Wahai para manusia !! Ibadahilah Robb kalian yang telah menciptakan kalian dan orang-orang sebelum kalian agar kalian bertakwa. Dialah yang menjadi bumi bagi kalian sebagai hamparan dan langit sebagai atap serta menurunkan air dari langit sehingga dengannya keluar buah-buahan sebagai rezki bagi kalian. Maka janganlah kalian menjadikan tandingan-tandingan bagi Alloh sementara kalian mengetahui". (QS Al-Baqoroh 21-22)

Alloh Ta'ala berfirman:

قُلِ ادْعُوا الَّذِينَ زَعَمْتُمْ مِنْ دُونِ اللهِ لَا يَمْلِكُونَ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ فِي السَّمَاوَاتِ وَلَا فِي الْأَرْضِ وَمَا لَهُمْ فِيهِمَا مِنْ شِرْكٍ وَمَا لَهُ مِنْهُمْ مِنْ ظَهِيرٍ ۞ وَلَا تَنْفَعُ الشَّفَاعَةُ عِنْدَهُ إِلَّا لِمَنْ أَذِنَ لَه

"Katakanlah (wahai Muhammad): "Serulah mereka yang kalian anggap sebagai sembahan selain Alloh. Mereka tidak memiliki kekuasaan seberat biji zarrah pun dilangit maupun di bumi. Mereka sama sekali tidak memiliki peran dalam penciptaan keduanya dan tidak ada diantara mereka yang menjadi pembantu-Nya. Syafaat disisi-Nya tidak bermanfaat kecuali hanya bagi orang yang diizinkan-Nya". (QS Saba' 22-23)

Imam Ibnul Qoyyim Al-Jauziyyah Rahimahulloh dalam kitabnya Ash-Showa'iqul Mursalah mengatakan: "Perhatikanlah bagaimana ayat ini membantah kaum musyrikin dari berbagai jalan masuk mereka terhadap kesyirikan, serta menutupnya dengan sempurna dan rapat. Sesungguhnya seorang hamba menggantungkan hatinya dengan yang diibadahi, dikarenakan apa yang bakal dia dapatkan berupa manfaat, kalau dia tidak mengharapkan manfaat maka hatinya tidak akan tergantung dengan yang diibadahinya tersebut.

Maka ketika ini yang diibadahi mestilah:

•  pemilik sebab-sebab yang hambanya bisa memanfaatkannya
•  atau sekutu bagi pemiliknya
•  atau pembantu, penolongnya
•  atau orang yang memeliki posisi, kehormatan dan kedudukan disisinya

apabila keempat perkara ini tidak terdapat dan batal dari seluruh sisi maka hilanglah sebab-sebab kesyirikan dan terputuslah unsur-unsurnya". Selesai

TAUHID ULUHIYYAH

Inilah perkara utama yang didakwahkan para nabi, yaitu mengikhlaskan ibadah hanya bagi Alloh. Baik ibadah tersebut bisa berbentuk amalan hati, ataupun perkataan dan perbuatan. Alloh berfirman:

وَلَقَدْ بَعَثْنَا فِي كُلِّ أُمَّةٍ رَسُولًا أَنِ اعْبُدُوا اللهَ وَاجْتَنِبُوا الطَّاغُوتَ

"Kami telah mengutus rasul pada setiap umat yang mengatakan: "Beribadahlah kalian kepada Alloh dan jauhilah Thogut (apa-apa yang diibadahi selain Alloh dan dia ridho dengannya)" (QS An-Nahl 36)

Next >>                                                      Halaman 3