-->
مَثَلُ الَّذِيْ يَطْلُبُ الْعِلْمَ بِلاَ حُجَّةٍ كَمَثَلِ حَاطِبِ لَيْلٍ، يَحْمِلُ حُزْمَةَ حَطَبٍ وَفِيْهِ أَفْعَى تَلْدَغُهُ وَهُوَ لاَ يَدْرِيْ

SURAT TERBUKA UNTUK PARA ORANG TUA (BAGIAN 5)


ANAK SHOLEH TABUNGAN AKHIRAT

Pada asalnya seorang anak adalah sebuah nikmat, anugrah dan karunia dari Allah Subhanahu wa Ta'ala. Dia berfirman:

وَاللهُ جَعَلَ لَكُمْ مِنْ أَنْفُسِكُمْ أَزْوَاجًا وَجَعَلَ لَكُمْ مِنْ أَزْوَاجِكُمْ بَنِينَ وَحَفَدَةً
Allah menjadikan bagi kalian pasangan dari jenis kalian sendiri, serta menjadikan bagimu anak dan cucu dari pasanganmu itu”. (QS An-Nahl 72)

Allah berfirman:

يَهَبُ لِمَنْ يَشَاءُ إِنَاثًا وَيَهَبُ لِمَنْ يَشَاءُ الذُّكُور
Dia memberikan anak perempuan kepada yang Dia kehendaki dan memberikan anak laki-lak kepada yang dia kehendaki”.(QS Asy-Syuro 49)

Di sisi lain, keberadaan seorang anak adalah cobaan yang Allah ciptakan bagi kedua orang tuaya. Allah berfirman:

إِنَّمَا أَمْوَالُكُمْ وَأَوْلَادُكُمْ فِتْنَةٌ وَاللهُ عِنْدَهُ أَجْرٌ عَظِيم
"Harta-harta dan anak-anak kalian hanyalah ujian bagi kalian. Dan Allah hanya di sisi-Nyalah balasan yang agung" (QS At-Taghobun Ayat 15)

Pada ayat yang mulia ini Allah memerintahkan manusia untuk mengetahui bahwa harta-harta dan anak-anak mereka adalah cobaan yang dengannya mereka akan diuji. Akankan harta dan anak menjadi sebab jatuhnya mereka ke dalam perkara yang tidak Allah ridhoi? Sebagaimana Allah juga menyebutkan pasangan-pasangan hidup merupakan fitnah di tempat-tempat yang lain di dalam Al-Qur'an.
Allah Subhanahu wa Ta'ala menyebutkan bahwa sebagian anak bakal menjadi musuh bagi orang tuanya.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا إِنَّ مِنْ أَزْوَاجِكُمْ وَأَوْلَادِكُمْ عَدُوًّا لَكُمْ فَاحْذَرُوهُمْ وَإِنْ تَعْفُوا وَتَصْفَحُوا وَتَغْفِرُوا فَإِنَّ اللهَ غَفُورٌ رَحِيمٌ

'Wahai orang-orang yang beriman. Sesungguhnya diantara pasangan hidup dan anak-anak kalian ada yang menjadi musuh bagi kalian. Maka berhati-hatilah kalian terhadap mereka. Apabila kalian memaafkan, menyantuni dan mengampuni mereka maka sungguh Allah adalah Al-Ghofuur (Dzat Yang Maha Pengampun) dan Ar-Rohiim (Dzat Yang Maha Pemberi Rahmat)" (QS AT-Taghobun Ayat 14)

Imam Al-Qurthuby Rahimahullah dalam tafsirnya menyebutkan bahwa tidak ada perselisihan di kalangan ulama terdahulu bahwa ayat ini turun kepada sekolompok orang yang baru masuk Islam namun mereka terlambat hijroh ke Madinah akibat halangan dari anak-anak mereka.
Kisah turunnya ayat ini diawali ketika sekompok orang-orang Makkah yang baru masuk Islam ingin mengunjungi Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam. Akan tetapi istri-istri dan anak-anak mereka tidak mau membiarkan mereka mendatangi beliau Shallallahu 'Alaihi wa Sallam. Maka ketika mereka sampai kepada Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam, melihat orang-orang dan memahami agama mereka, mereka pun berkeinginan untuk (kembali) menghukum istri-istri dan anak-anak mereka. Maka turunlah ayat tersebut (HR Tirmidzi dari Ibnu 'Abbas Rodhiyallahu 'Anhu, dihasankan Syaikh Al-Albany)

Adapun anak yang sholeh maka dia adalah penyejuk mata kedua orang tuanya di dunia dan di akhirat. Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda:

إِنَّ اللهَ عَزَّ وَجَلَّ لَيَرْفَعُ الدَّرَجَةَ لِلْعَبْدِ الصَّالِحِ فِي الْجَنَّةِ فَيَقُولُ يَا رَبِّ أَنَّى لِي هَذِهِ فَيَقُولُ بِاسْتِغْفَارِ وَلَدِكَ لَكَ

"Sungguh Allah 'Azza wa Jalla akan mengangkat derajat seorang yang sholeh di surga. Maka dia berkata: "Wahai Robb, bagaimana bisa aku memperoleh (kedudukan) ini?". Maka Allah berkata: "Karena permintaan ampun anakmu untukmu" (HR Ahmad dari Abu Hurairoh, sanadnya Hasan)

Next >>                                                                    Halaman 2