-->
مَثَلُ الَّذِيْ يَطْلُبُ الْعِلْمَ بِلاَ حُجَّةٍ كَمَثَلِ حَاطِبِ لَيْلٍ، يَحْمِلُ حُزْمَةَ حَطَبٍ وَفِيْهِ أَفْعَى تَلْدَغُهُ وَهُوَ لاَ يَدْرِيْ

SURAT TERBUKA UNTUK PARA ORANG TUA (BAGIAN 3)

Aslam Abu 'Imron Rodhiyallahu 'Anhu mengisahkan ketika mereka berperang dari Madinah menuju Konstantinopel, di dalam rombongan mereka terdapat 'Abdurrohman bin Kholid bin Walid. Ketika itu pasukan Romawi berlindung dengan menempelkan punggung-punggung mereka di pagar Madinah. Maka seorang lelaki (dari kaum muslimin) maju menerobos musuh, sehingga orang-orang mengatakan: "Apa-apaan ini, Laa ilaha illallah dia telah melemparkan dirinya sendiri kepada kebinasaan". Maka Abu Ayyub Al-Anshori mengatakan: "Sesungguhnya ayat ini turun kepada kami orang-orang Anshor. Ketika Allah menolong Nabi-Nya dan Islam berjaya, kami berkata: "Ayo kita mengurus harta-harta kita dan mengelolanya". Maka Allah Ta'ala menurunkan: 

وَأَنْفِقُوا فِي سَبِيلِ اللَّهِ وَلَا تُلْقُوا بِأَيْدِيكُمْ إِلَى التَّهْلُكَةِ

"Berinfaklah kalian di jalan Allah dan janganlah kalian melemparkan diri sendiri kepada kebinasaan" (QS Al-Baqoroh Ayat 195)

Maka pelemparan diri sendiri kepada kebinasaan adalah kita mengurus harta-harta kita, mengelolanya dan meninggalkan jihad". Abu 'Imron mengatakan: "Abu Ayyub terus-terusan berjihad di jalan Allah sampai dia dimakamkan di Konstantinopel". (HR Abu Daud dan At-Tirmidzy dishohihkan Syaikh Al-Albany dan Syaikh Muqbil Rahimahumallah Ta'ala). Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda: 

وَاللهِ مَا الدُّنْيَا فِى الآخِرَةِ إِلاَّ مِثْلُ مَا يَجْعَلُ أَحَدُكُمْ إِصْبَعَهُ هَذِهِ  فِى الْيَمِّ فَلْيَنْظُرْ بِمَ يَرْجِعُ

Demi Allah, tidaklah dunia jika dibandingkan dengan akhirat melainkan sebagaimana seseorang diantara kalian memasukkan jarinya ke dalam laut, maka lihat seberapa air yang dia dapatkan” (HR Muslim dari hadits Al-Mustaurid bin Syaddad Rodhiyallahu 'Anhu)
Dari Jabir bin 'Abdillah Rodhiyallahu 'Anhu, beliau mengisahkan:

أَنَّ رَسُولَ اللهِ -صلى الله عليه وسلم- مَرَّ بِالسُّوقِ دَاخِلاً مِنْ بَعْضِ الْعَالِيَةِ وَالنَّاسُ كَنَفَتَهُ فَمَرَّ بِجَدْىٍ أَسَكَّ مَيِّتٍ فَتَنَاوَلَهُ فَأَخَذَ بِأُذُنِهِ ثُمَّ قَالَ « أَيُّكُمْ يُحِبُّ أَنَّ هَذَا لَهُ بِدِرْهَمٍ ». فَقَالُوا مَا نُحِبُّ أَنَّهُ لَنَا بِشَىْءٍ وَمَا نَصْنَعُ بِهِ قَالَ « أَتُحِبُّونَ أَنَّهُ لَكُمْ ». قَالُوا وَاللهِ لَوْ كَانَ حَيًّا كَانَ عَيْبًا فِيهِ لأَنَّهُ أَسَكُّ فَكَيْفَ وَهُوَ مَيِّتٌ فَقَالَ « فَوَاللهِ لَلدُّنْيَا أَهْوَنُ عَلَى اللهِ مِنْ هَذَا عَلَيْكُمْ »

Bahwasanya Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam melewati pasar. Beliau masuk dari arah dataran tinggi Madinah sementara orang-orang berada di kiri-kanannya. Kemudian beliau melewati bangkai anak kambing yang terpotong telinganya. Beliau lantas menarik telinga kambing tesebut lalu berkata: "Siapa diantara kalian yang mau membeli ini dengan satu dirham". Maka orang-orang menjawab: "Kami tidak mau menghargainya dengan apapun, apa yang akan kami perbuat dengannya?". Beliau berkata: "Apa kalian mau ini untuk kalian?". Mereka menjawab: "Demi Allah, seandainya anak kambing ini masih hidup maka itu adalah cacat baginya, makabagaimana kalau sudah jadi bangkai ?". Maka beliau mengatakan: "Demi Allah, sesungguhnya dunia di sisi Allah lebih hina daripada (hinanya bangkai anak kambing) ini di sisi kalian" (HR Muslim)
Allah Subhanahu wa Ta'ala telah memuji orang-orang yang lebih mengedepankan perkara akhirat ketimbang dunia. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

فِي بُيُوتٍ أَذِنَ اللهُ أَنْ تُرْفَعَ وَيُذْكَرَ فِيهَا اسْمُهُ يُسَبِّحُ لَهُ فِيهَا بِالْغُدُوِّ وَالْآَصَالِ رِجَالٌ لَا تُلْهِيهِمْ تِجَارَةٌ وَلَا بَيْعٌ عَنْ ذِكْرِ اللهِ وَإِقَامِ الصَّلَاةِ وَإِيتَاءِ الزَّكَاةِ يَخَافُونَ يَوْمًا تَتَقَلَّبُ فِيهِ الْقُلُوبُ وَالْأَبْصَارُ لِيَجْزِيَهُمُ اللهُ أَحْسَنَ مَا عَمِلُوا وَيَزِيدَهُمْ مِنْ فَضْلِهِ وَاللهُ يَرْزُقُ مَنْ يَشَاءُ بِغَيْرِ حِسَابٍ

"Di rumah-rumah (masjid) yang telah diperintahkan Allah untuk dimuliakan dan nama-nama-Nya disebut, serta bertasbih untuk-Nya di pagi dan petang. (Yaitu oleh) orang-orang yang tidak dilalaikan perdagangan dan jual beli dari mengingat Allah, melaksanakan sholat dan menunaikan zakat. Mereka orang-orang yang takut kepada hari yang hati-hati dan penglihatan menjadi goncang (Hari Kiamat)" (QS An-Nur Ayat 36-38).
Next >>                                                                    Halaman 3