-->
مَثَلُ الَّذِيْ يَطْلُبُ الْعِلْمَ بِلاَ حُجَّةٍ كَمَثَلِ حَاطِبِ لَيْلٍ، يَحْمِلُ حُزْمَةَ حَطَبٍ وَفِيْهِ أَفْعَى تَلْدَغُهُ وَهُوَ لاَ يَدْرِيْ

SURAT TERBUKA UNTUK PARA ORANG TUA (BAGIAN 2)

Kaum muslimin baik itu para pelaku maksiat, demikian juga dengan orang-orang kafir yang dilindungi pemerintah muslim atau orang-orang kafir yang terikat perjanjian dengan kaum muslimin, tidak diperkenankan syari'at untuk dibunuh. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

وَمَا كَانَ لِمُؤْمِنٍ أَنْ يَقْتُلَ مُؤْمِنًا إِلَّا خَطَأً وَمَنْ قَتَلَ مُؤْمِنًا خَطَأً فَتَحْرِيرُ رَقَبَةٍ مُؤْمِنَةٍ وَدِيَةٌ مُسَلَّمَةٌ إِلَى أَهْلِهِ إِلَّا أَنْ يَصَّدَّقُوا فَإِنْ كَانَ مِنْ قَوْمٍ عَدُوٍّ لَكُمْ وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَتَحْرِيرُ رَقَبَةٍ مُؤْمِنَةٍ وَإِنْ كَانَ مِنْ قَوْمٍ بَيْنَكُمْ وَبَيْنَهُمْ مِيثَاقٌ فَدِيَةٌ مُسَلَّمَةٌ إِلَى أَهْلِهِ وَتَحْرِيرُ رَقَبَةٍ مُؤْمِنَةٍ فَمَنْ لَمْ يَجِدْ فَصِيَامُ شَهْرَيْنِ مُتَتَابِعَيْنِ تَوْبَةً مِنَ اللَّهِ وَكَانَ اللَهُ عَلِيمًا حَكِيمًا وَمَنْ يَقْتُلْ مُؤْمِنًا مُتَعَمِّدًا فَجَزَاؤُهُ جَهَنَّمُ خَالِدًا فِيهَا وَغَضِبَ اللَهُ عَلَيْهِ وَلَعَنَهُ وَأَعَدَّ لَهُ عَذَابًا عَظِيمًا

 Tidak boleh bagi seorang mukmin membunuh mukmin yang lain kecuali tanpa unsur kesengajaan. Barangsiapa yang membunuh seorang mukmin tanpa sengaja maka wajib baginya memerdekakan budak yang beriman, serta membayar diyat (tebusan) yang diserahkan kepada keluarga korban kecuali jika pihak keluarga tersebut membebaskan pembayaran. Apabila yang terbunuh adalah orang beriman yang berasal dari kaum yang memusuhi kalian maka bebaskanlah seorang budak yang beriman. Apabila yang terbunuh berasal dari kaum kafir yang terikat perjanjian damai dengan kalian, maka bayarlah diyat (tebusan) yang diserahkan kepada keluarga korban serta bebaskanlah seorang budak yang beriman. Barangsiapa yang tidak mendapatkan budak, maka berpuasalah selama dua bulan berturut-turut sebagai tobatmu kepada Allah. Allah ‘Aliim  (Yang Maha Mengetahui) lagi Hakiim (Yang Maha Bijaksana). Barangsiapa yang membunuh seorang mukmin dengan sengaja maka ancaman balasannya adalah jahannam kekal di dalamnya. Allah murka padanya dan melaknatnya serta menyediakan azab yang besar baginya” (QS An-Nisa’ 92-93)

Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda:

سِبَابُ المُسْلِمِ فُسُوْقٌ وَقِتَالُهُ كُفْرٌ

Mencaci seorang muslim adalah perbuatan kefasikan sementara membunuhnya adalah perbuatan kekafiran”. (HR Bukhory-Muslim  dari 'Abdullah bin Mas'ud Rodhiyallahu 'Anhu)
Beliau Shallallahu 'Alaihi wa Sallam juga bersabda:

من قتل معاهدا لم يرح رائحة الجنة وإن ريحها توجد من مسيرة أربعين عاما

Barangsiapa yang membunuh orang kafir yang terikat perjanjian (dilindungi pemerintah) maka dia tidak akan mencium bau syurga. Sesungguhnya bau syurga bisa bisa disapatkan dari tarak empat puluh tahun perjalanan”.(HR Bukhory dari ‘Abdullah bin ‘Amr Rodiyallahu ‘Anhu)
Islam tidak juga mengajarkan berbagai bentuk pemberontakan terhadap pemimpin yang masih muslim. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا أَطِيعُوا اللهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ وَأُولِي الْأَمْرِ مِنْكُمْ فَإِنْ تَنَازَعْتُمْ فِي شَيْءٍ فَرُدُّوهُ إِلَى اللهِ وَالرَّسُولِ إِنْ كُنْتُمْ تُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآَخِرِ ذَلِكَ خَيْرٌ وَأَحْسَنُ تَأْوِيلًا

Wahai orang-orang yang beriman taatlah kalian kepada Allah, dan taatilah rosu serta pemegang urusan dari kalangan kalian. Apabila kalian berselisih maka kembalikanlah perkara yang diperselisihkan itu kepada Allah dan rosul-Nya apabila kalian beriman kepada Allah dan Hari Akhir. Yang demikian lebih utama dan lebih baik akibatnya”. (QS An-Nisa’ 59)

Yang dimaksud dengan pemegang urusan adalah para pemerintah kaum muslimin dan para ulama. Kewajiban dalam mentaati mereka adalah dalam perkara kebaikan yang kembali ke Al-Quran dan sunnah di atas pemahaman salaf.


Next >>                                                                    Halaman 7