• Syaikhuna Yahya bin ‘Ali Al Hajury
Hafizhahullah pernah ditanya terkait pernyataan sebahagian orang yang
menyatakan kalau sandiwara boleh dengan syarat-syarat, beliau menjawab:
التمثيل: كذب، والكذب لا يجوز
“Sandiwara adalah dusta, dan dusta
tidak diperbolehkan”.
Kemudian beliau membawakan beberapa dalil yang dijadikan alasan para da’i sandiwara yaitu dalil-dalil yang menyebutkan kalau malaikat datang dalam wujud manusia. Beliau kemudian berkomentar:
Kemudian beliau membawakan beberapa dalil yang dijadikan alasan para da’i sandiwara yaitu dalil-dalil yang menyebutkan kalau malaikat datang dalam wujud manusia. Beliau kemudian berkomentar:
كل هذه الأدلة تدل أن الملائكة أقدرهم الله جل في علاه وغيَّر صورهم وغيَّر أشكالهم في تلك الأحوال على صور آدميين، أما هؤلاء فهل غيرهم الله أم أنهم يكذبون؟! لا شك أنهم يكذبون
“Seluruh dalil-dalil ini menunjukkan
bahwasanya para malaikat Allah Jalla fi ‘Ulaah memberikan kemampuan kepada
mereka. Allah ubah bentuk mereka dan rupa mereka dalam kondisi tersebut ke rupa
manusia. Adapun mereka apakah Allah mengubah rupa mereka ataukah mereka sedang
berdusta?! Tidak diragukan, mereka sedang berdusta.
وأحدهم إنما يتكلف ذلك تكلفًا والله يقول: ﴿قُلْ مَا أَسْأَلُكُمْ عَلَيْهِ مِنْ أَجْرٍ وَمَا أَنَا مِنَ الْمُتَكَلِّفِينَ﴾ وهذا عمر بن الخطاب يقول: (نهينا عن التكلف)
Diantara mereka melakukan takalluf (memberat-beratkan diri yang tidak disuruh untuk itu), padahal Allah berfirman (artinya): “Katakanlah wahai Muhammad kepada mereka, Aku tidak meminta upah kepada kalian dan Aku bukanlah orang yang memberat-beratkan diri”. (Shod ayat 82)
Dan ‘Umar bin Al-Khaththab mengatakan: “Kami dilarang untuk melakukan takalluf”.
وأحدهم أيضًا يكذب أنه عمر بن الخطاب أو أنه علي بن أبي طالب أو أنه خالد بن الوليد، وفيه تشويه لسيرة الصحابة والصالحين، وفيه زور وتقليب للحقائق وتكلف
Salah seorang dari mereka juga
berdusta bahwasanya dia adalah ‘Umar bin Al-Khaththab, atau ‘Ali bin Abi Tholib
atau Khalid bin Al-Waliyd. Padanya terdapat pembentukan image jelek terhadap
perjalanan hidup shahabat dan orang-orang sholeh, padanya terdapat kepalsuan,
pemutarbalikkan fakta dan takalluf.
وهو تشبه بالعصاة الممثلين، والله يقول: ﴿وَلا تَكُونُوا كَالَّذِينَ نَسُوا اللهَ فَأَنْسَاهُمْ أَنْفُسَهُمْ أُوْلَئِكَ هُمُ الْفَاسِقُونَ﴾ هذا كله يدل على تحريم التمثيل الذي شاع في هذه الآونة شيوعًا فاحشًا، نسال الله العافية من الفتن.
Pada sandiwara dakwah juga terdapat perbuatan
tasyabbuh dengan para pelaku maksiat dari para pelakon, sementara Allah
berfirman (artinya): “Janganlah kalian menjadi orang-orang yang melupakan Allah
sehingga Allah membuat mereka melupakan diri-diri mereka. Mereka adalah
orang-orang yang fasiq”. (Al Hasyr
ayat 19).
Next >> Halaman 6